Sabtu, 20 Juli 2013

PUISI UNTUK SAHABAT

Sahabat...
Ada dalam suka dan duka
Saat tertawa ataupun menangis
Saat terdiam ataupun marah

Sahabat...
Kau warnai hidupku
Kau berikan rasa dalam hatiku
Bahkan kau sinari aku dengan kasihmu

Sahabat...
Canda tawamu menghiasi sanubariku
Bayangan dirimu selalu terbawa sampai tidurku
Beruntungnya diriku memilikimu

Sahabat...
Kukirimkan tanda kasih ini
Sebagai pengikat tali persaudaraan kita
Yang tak akan pernah terputus
Sampai kapan pun jua

Terima kasih sahabat
Doaku selalu mengiringi langkah kita
Berjalan bersama indahnya waktu
Membentuk mutiara persahabatan
====================================

Puisi Untuk Sahabat

Ku sadar.. disini arti ketulusan yang sesungguhnya
Yang tak kudapati.. di tempat lain!
Ku mengerti.. makna kebersamaan yang sebenarnya
Hanya denganmu.. bukan yang lain!

Disini juga, tak pernah ada kebohongan, seperti tempat lain
Semua berjalan jujur, tanpa pura-pura
Ini bukan basa-basi.. seperti kata politisi
Sahabatku.. arti kejujuran yang nyata

Tawa dan canda terdengar lepas di semua bahagiaku
Tangis pun mengalir pilu di setiap dukaku
Kurasakan beban itu, bukan apa-apa
Selagi bisa kita berbagi dalam suka dan sedih

Sahabatku, Tuhan telah mengirim malaikat
Yang bersemayam di jiwamu
Kini kutau mengapa? Tuhan memilihmu
Hadir diantara tawa dan tangisku

Engkau adalah pilihan dari kehendak-Nya
Sahabatku, waktu terus berjalan.. itu artinya
Harus melangkah terus kedepan
Jalan ini sangat panjang, takkan kuat sendirian

Beratnya hidup, harus diperjuangkan
Sahabatku, bersamamu aku hidup
Bersamamu aku tegar
Tak goyah, meski di hadang badai

Sahabat..! yakinlah
Bersama, kita akan tegak berdiri
Jangan pikul sendiri semua beban
Biarlah segala menjadi milik kita bersama.

Kamis, 18 Juli 2013

SURAT TERAKHIR ELLENA BY EGHALATOYA

Ellena duduk di kursi kayu coklat seperti biasanya, di Bukit Senja. Ellena menulis di selembar kertas putih dengan bolpen warna merah. Ellena tersenyum kecil mencoba untuk terlihat tegar. Angin yang berhembus ringan membuat rambut panjang Ellena yang berwarna coklat melambai indah. Ellena melihat awan sore ini yang sangat terlihat mendung, awan mendung sore ini akan menjadi saksi kepergian Ellena dari masalalu yang selalu di cintainya. Sore ini tidak akan ada senja. Senja hilang seperti masalalu Ellena. Matanya yang sembab membuat Ellena tidak bisa begitu membuka matanya. Tidak ada raut kebahagiaan di wajah Ellena sore itu. Ellena terlihat sangat pucat dan penuh tekanan. Pada saat menulis di selembar kertas putih itu, Ellena sangat terlihat seperti sedang merasakan sesuatu yang membuatnya mengingat tentang sesuatu hal. Hal itu adalah masalalunya.

Untuk Kenanganku,

Apa kabar kamu? Orang yang aku sayangi. Sore ini aku merindukan kamu. Sore ini adalah sore yang kesekian kalinya aku tanpa kamu disini. Mungkin senja merindukan kebersamaan kita. Tapi senja disini tidak akan pernah melihat kebersamaan kita lagi. Aku mengakui, aku memang masih sangat menyayangi kamu. Tapi aku sadar, bukan aku yang kamu inginkan. Kebahagiaan kamu bukan aku, tapi dia. Dia yang sangat kamu sayangi dan kamu pilih untuk menjadi teman hidupmu seumur hidup. Dia yang akan selalu kamu bahagiakan. Dia yang akan selalu kamu banggakan kepada dunia. Dia yang telah mengambil kamu dari aku. Dia yang mungkin akan menjadi yang terbaik untuk kamu. Dari kamu aku menjadi mengerti bagaimana rasanya menunggu dan menjadi sebuah pilihan, sekalipun aku bukan pilihan. Sebenarnya aku masih ingin terus mencintai kamu, tapi hari ini, tepatnya sore ini, aku putuskan untuk berhenti untuk itu. Untuk mencintai kamu. Selamat berbahagia dengan kebahagiaanmu. Aku akan menjemput kebahagiaanku. Terimakasih untuk kisah ini."


Ini kutipan dari bab tiga "bersama senja" saat Ellena benar-benar ingin menghentikan langkahnya untuk selalu mencintai masalalunya.